New Post!
VII.DATA PENGAMATAN
VIII.PEMBAHASAN
NO
|
PERLAKUAN
|
HASIL PENGAMATAN
|
1
|
Apel ditumbuk dan di saring
|
Diperoleh ekstrak apel berwarna kecoklatan
|
2
|
Diambil 20 ml ekstrak apel dan ditambah HCl 15 ml
|
Warna ekstrak ape tetap kecoklatan
|
3
|
Dimasukan batudidih dan direfluks selama 10 menit
|
Warna ekstrak semakin pekat dan tercium bau karamel
|
4
|
Disarin selama dua kali dengan corong buncher
|
Filtratnya berwarna coklat dan enapanya hitam
|
5
|
Di jenuhan dalam air atau es
|
Tidak di peroleh kristal asam fumarat
|
VIII.PEMBAHASAN
Pada percobaan 9 kami melakukan percobaan pengubahan
asam maleat menjadi fumarat. Dimana prinsip kerjanya adalah sebuah reaksi adisi
dan reaksi eliminasi dimana reaksi adisinya adalah pemutusan ikatan dan
elimnasinya adalah pembentukan kembali ikatan tersebut. Karena sebenarnya asam
maleat dan asam fumarat memiliki rumus kimia yang sama namun berbeda posisi
adapun rumus kimianya HOOCCHHCHCOOH .
Dalam senyawa organik mampu mempunyai satu bahkan lebih gugus fungsi yang berikatan dengan atom karbon baik tunggal maupun rangkap.gugus yang berikatan tunggal di atom karbon memiliki kebebasan untuk berotasi selma ikatan C-C yang menyebabkan kita tidak dapat membedakan orientasi pada bidang ruang gugus ataupun sebaliknya gugus yang berikatan rangkap ataupun siklik tidak bisa berotasi dengan bebas yang menyebabkan orientasi ataomnya bissa diidentifikaasi yang di sebut isomer geometri (syamsurizal,2019).
Dalam senyawa organik mampu mempunyai satu bahkan lebih gugus fungsi yang berikatan dengan atom karbon baik tunggal maupun rangkap.gugus yang berikatan tunggal di atom karbon memiliki kebebasan untuk berotasi selma ikatan C-C yang menyebabkan kita tidak dapat membedakan orientasi pada bidang ruang gugus ataupun sebaliknya gugus yang berikatan rangkap ataupun siklik tidak bisa berotasi dengan bebas yang menyebabkan orientasi ataomnya bissa diidentifikaasi yang di sebut isomer geometri (syamsurizal,2019).
Namun pada percobaan ini kami tidak menggunakan asam
maleat murni dikarenakan keterbatasan bahan,kami menggunakan apel hijau untuk
pengganti asam maleatnya dimana didalam apel hijau itu terkandung asam maleat.
Awalnya apel hijau tersebut kami hancurkan lalu kami ambil ekstraknya .setelah
mendapatkan ekstraknya ami masukan ekstrak tersebut kedalam labu dasar bulat
dan menambahkanya dengan HCl untuk bekerja sebagai katalis ketika sudah di
tambahan warna larutanya menjadi lebih coklat. Setelah itu kami merefluksnya
dengan suhu 75 derajat celcius dimana tujuan merefluks adalah untuk membantu
pemanasan agar pemanasan asam maleat menjadi stabil. Perefluks hanya dilakukan
10 menit ketika sudah di lepas labu dasar bulat dari kondensor dan tercium
seperti baun karamel lalu kami saring dua kali dengan kertas saring dan di
dapatkan endapan berwarna hitam serta fitrat coklat lalu kami jenuhkan gar
terbentu sebuah kristal asam fumarat namun kami tidak mendapatkanya.
Ada beberapa faktor yang menurut kami percobaan
gagal :
1. Karena
didalm apel hijau tidak hanya ada asam maleat namun ada jga glukosa,vitamin
dll.
2. Metode
yang harus kami lakukan salah,seharusya kami melakukan destilas terlebih dahulu
agar betul – betul mendapatkan asam maleat murni dari apel tersebut baru
merefluksnya
3. Penyaringan
yang dilakukan kedua membuat filtrat menjadi dingin,sehinga tidak terbentuk
kristal karena seharusnya proses pengkristalan baru bsa terjadi ketika ada
perubahan suhu yang mendadak dari tinggi ke rendah.
Seharusnya apabila percobaan ini berhasil akan ada
perubahan bentuk struktur dari cis menjadi trans yan dimana perubahan tersebut
terjad ketika ikatan rankgkap C menjadi
ikatan tunggal c lalu melakukan perputaran dan kembali lgi menjadi iktan
rangkap C
IX.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktium ini adalah :
Adapun kesimpulan dari praktium ini adalah :
- keisomeran geometri terjadi karena perbedaan atam yang tersusunn pada senyawa karbon yang mempunyi rumus molekul yan sama
- keisomeran cis trans dapat terrbentuk di beberapa senyawa kompleks yang bilangan oksidasinya 4,5, dan 6
- proses pemanasan membuat kristal cepat terbentuk namun airnya mudah menguap
X.DAFTAR PUSTAKA
Muchalal, M.2004. Pengaruh Stereokimia Molekul Eugenol, cis-Isoeugenol, dan trans-Isoeugenol Pada Reaksi Hidrogenasi Katalitik.indonesian journal of chemistry vol 4 no 2
Rosmayanti.2009.Analisis kimia kualitatif. Jakarta : Erlangga
Sukarti.2014. Sintesis melitingokul mengguanakankatalis asam.vol 2 no 1 hal 60
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/
Syukri. 2008. Kimia Dasar II. Bandung : ITB Press
Muchalal, M.2004. Pengaruh Stereokimia Molekul Eugenol, cis-Isoeugenol, dan trans-Isoeugenol Pada Reaksi Hidrogenasi Katalitik.indonesian journal of chemistry vol 4 no 2
Rosmayanti.2009.Analisis kimia kualitatif. Jakarta : Erlangga
Sukarti.2014. Sintesis melitingokul mengguanakankatalis asam.vol 2 no 1 hal 60
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/
Syukri. 2008. Kimia Dasar II. Bandung : ITB Press
Adapun pertanyaan untuk percobaan ini adalah :
1. Mengapa
apel digunakan sebagai bahan pengganti asam maleat ?
2. Apa
yang harusnya terjadi apabila percobaan ini berhasil ?
3. Sebutkan
salah satu alasan menurut anda mengapa percobaan ini tidak berhasil ?
LAPORAN PERCOBAAN 9 (KEISOMERAN GEOMETRI )
3VII.DATA PENGAMATAN
VIII.PEMBAHASAN
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Disiapkan plat TLC
|
Plat TLC di potong dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm, lalu
diberi garis pinggir 0,5 cm
|
2.
|
Dibuat larutan pengembang
|
N-heksan : Etil Asetat dengan perbandingan 2 : 1
|
3.
|
Dibuat larutan sampel dan diekstrak dengan 5 mL Etanol
|
Sampel terdiri dari 10 buah tanaman yaitu buah naga, bayam,
nanas, bunga kertas, semangka, wortel, pepaya, kentang, tomat, kembang sepatu
|
4.
|
Ditotolkan sampel pada plat TLC dan dikeringkan lalu dimasukkan
kedalam larutan pengembang lalu
dilihat noda dengan lampu UV
|
Pada plat pertama didapat
jarak pelarut yaitu 4,8 cm dan digunakan 4 buah sampel yang ditotolkan yaitu
buah naga dengan jarak 3,9 cm ; bayam dengan jarak 0,3 cm ; nanas dengan jarak 3,8 cm ; dan bunga
kertas dengan jarak 2,5 cm.
Pada plat kedua didapat jarak pelarut yaitu 4,5 cm juga digunakan
4 buah sampel yang ditotolkan yaitu semangka dengan jarak noda 3,7 cm ;
wortel dengan jarak 3,9 cm ; pepaya dengan jarak 3,8 cm dan kentang dengan
jarak 0 cm.
Pada plat ketiga didapat jarak pelarut yaitu 4,7 cm dan digunakan
2 buah sampel terakhir yaitu tomat didapat jarak noda sejauh 4,1 cm ; dan
kembang sepatu dengan jarak 4 cm.
|
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Disiapkan
sampel
|
Digunakan
sampel yang sama seperti kromatografi lapis tipis
|
2.
|
Disiapkan
kolom
|
Disumbat
kolom dengan kapas, dimasukkan silica gel (fase diam) kedalam larutan
n-heksan lalu dimasukkan ke dalam kolom kromatografi sambil di ketuk-ketuk
agar kolom menjadi padat
|
3.
|
Dimasukkan
sampel
|
Dicampur
sampel dengan silica gel sekitar 1 sudip lalu dimasukkan kedalam kolom
kromatografi
|
4.
|
Dialirkan
kolom dengan pelarut
|
Untuk
campuran pelarut yang digunakan itu bermacam-macam untuk setiap sampel sesuai
dengan sifat dari sampel tersebut polar, semipolar atau nonpolar
|
5.
|
Ditampung
tetesan yang keluar dari kolom
|
Tetesan
yang keluar di tampung kedalam botol yang berbeda-beda untuk setiap smapel
yang didasarkan pada perbedaan warna yang keluar.
|
VIII.PEMBAHASAN
Pada percobaan ke 8 ini kami menguji suatu ekstrak
dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom.
Kromatografi lapis tipis adalah cara pemisahan suatu zat yang tidak mudah
menguap sedangkan kromatografi kolom adalah cara pemurnian zat yang berasal
dari campuranya.
Kromatografi yang pertama dilakukan adalah
kromatografi lapis tipis (KLT).
Kromatografi memiliki prinsip dimana komponen penyusun zat terdapat perbedaan afinitas satau gaya adisi yang bersumber dari setiap mcam analit pada fasa diam dan fasa gerak yang menyebabkan masing - masing komponen penyusunya saling memisah.afinitas suatu analit diukur oleh daya adsorpsinya dan kelarutan analit kepada fasa gerak yang deiperlukan(syamsurizal, 2019).
hal yang pertama kami siapkan adala plat yang mana digunakan untuk tempat menotol ekstrak yang akan di uji plat di potong dengan ukuran 5cm x 3 cm yang dibawahnya diberi garis batas 0,5cm dari bawah disini kami akan menguji 10 ekstrak dengan eluen n heksan : etil asetat. Untuk 4 ekstrak yang akan diuji adalah ekstrak buah naga,bayam,nanas,dan bunga kertas dengan perbandingan eluenya 2 : 1. 4 ekstrak dan eluen tersebut di totol di plat menggunakan pipa kapiler, setelah di totolkan di tunggu beberapa saat ternyata jarak eluen tadi atau pelarut adalah 4,8cm dan untuk ekstraknya buah naga 3,9cm,bayam 0,3cm,nanas 3,8cm, dan yang terakhir bunga kertas adalah 2,5cm.
Kromatografi memiliki prinsip dimana komponen penyusun zat terdapat perbedaan afinitas satau gaya adisi yang bersumber dari setiap mcam analit pada fasa diam dan fasa gerak yang menyebabkan masing - masing komponen penyusunya saling memisah.afinitas suatu analit diukur oleh daya adsorpsinya dan kelarutan analit kepada fasa gerak yang deiperlukan(syamsurizal, 2019).
hal yang pertama kami siapkan adala plat yang mana digunakan untuk tempat menotol ekstrak yang akan di uji plat di potong dengan ukuran 5cm x 3 cm yang dibawahnya diberi garis batas 0,5cm dari bawah disini kami akan menguji 10 ekstrak dengan eluen n heksan : etil asetat. Untuk 4 ekstrak yang akan diuji adalah ekstrak buah naga,bayam,nanas,dan bunga kertas dengan perbandingan eluenya 2 : 1. 4 ekstrak dan eluen tersebut di totol di plat menggunakan pipa kapiler, setelah di totolkan di tunggu beberapa saat ternyata jarak eluen tadi atau pelarut adalah 4,8cm dan untuk ekstraknya buah naga 3,9cm,bayam 0,3cm,nanas 3,8cm, dan yang terakhir bunga kertas adalah 2,5cm.
Untuk 4 ekstrak selanjutnya yaitu semangka,wortel,pepaya
dan kentang. Eluen yang digunakan masih sama namun perbandinganya menajadi (1 :
0,5). Ekstrak dan eluenya di totolkan ke plat dan di tunggu kembali beberapa
saat dan diperoleh untuk jarak yang ditempuh pelarutnya 4,5cm sedangkan untuk
ekstraknya yang semangka 3,7cm, wortel 3,9cm, pepaya 3,8cm dan kentang 0cm.
Sedangkan 2 ekstrak terakhir yaitu tomat dan bunga
sepatu dengan menggunakan eluen yang sama dengan perbandingan (1 ; 0,5) di
dapaati jarak tempuh pelarutnya adalah 4,7 cm sedangkan tomat 4,1 dan bunga
sepatu 4.
Dari data -
data di atas kita dapat menghitung harga Rf suatu larutan dengan
persamaan :
Rf
=
Sehingga diperoleh untuk nilai Rf pada masing – masing ekstrak yaitu : Buah naga
0,825 ,bayam 0,0625, nanas 0,792, bunga kertas 0,583, semangka 0,733, wortel
0,867, pepaya 0,84, kentang 0, tomat 0,872, dan yang terakhir bunga sepatu
0,851.
Berikutnya dilanjutkan dengan kromatografi kolom dimana kolomnya
awalnya di sumbat dengan kapas,setealah itu ditetesi n heksan lalu dilaritkan
silika gel sama n heksan didalam kolom diapdatkan sampai setengah. Sedangkan untuk
sampelnya awalnya dimasuki satu sudip silika gel dalam cawan petri ditetesi
dengan sampel diaduk sampai kering dimasukan kedalam kolom dan di ratakan.
a. Buah
naga : pelarut yang digunakan adalah n heksan : etil asetat dengan perbandingan
pertam 8 : 1 di tetesi dengan pelarutnya namun sampai berapa lama sampel tidak
turun – turun dan diperoleh 2 botol filtrat .karena sampel tidak turun
selanjutnya digunakan perbandingan kedua
(16 : 2) dimana sampelnya mulai turun namun sedikit dan diperoleh 1 botol
filtrat. Ditambah lagi pelarutnya dengan perbandingan yang sama sebelumnya
pelarutnya sampel turun lagi sampai dengan hampir setengah dan untuk
perbandingan yang terakhir yaitu pelarut dengan perbandingan 15 : 5 sampelnya
kembali turun sedikit dan diperoleh fitratnya 1 botol. Selanjutnya dilanjut
dengan TLC dimana tiap botolnya ditambah dengan metanol dan eluen yan digunakan
n heksan : etil asetat dengan perbandingan 3 : 2 setelah dari masing – masing filtrat
dan crutnya itotolkan didalam plat dan di masukan ke dalam pelarut ternyata
yang bergerak hanya crutnya saja.
b. Bayam
: eluen yang digunakan sama dengan sebelumnya namun perbandinganya 5 : 10
dimana ketika pelarutnya diteteskan sampel mulai turun dan diperoleh filtrat 5
botol pada botol 1 berwarna bening pada botol 2 brwarna hijau pada botol 3
hijau pudar pada botol 4 berwarna bening dan botol kelima berwarna bening
selanjutnya ketika dilanjutkan dengan TLC dimana tiap botol ditetedi dengan
metanol lalu crut dan masing – masing filtrat di totol di plat tidak ada yang
bergerak namun pada botol 1,2, dan 3 terdapat warna cream sedangkan crut 4, dan
5 tidak ada .
c. Nanas
: eluen yang digunakan korofom : metanol dengan perbandingan 3 : 1 diperoleh
botol 1 bening , botol 2 keruh – keruh kuning dan botol 3 bening selanjutnya
ketika dilanjutkan dengan TLC curt dan filtrat ditotolkan di diamati namun tidak
ada pergerakan dan tidak ada perubahan warna.
d. Bunga
kertas :pelarut yang digunakan adalah klorofom dimana ada botol 1 diperoleh filtrat dengan warna bening,pada botol 2 juga bening namun pada silikia timbu minyak dan ada warna hiaunya namun ketika ditambah pelarut lagi warna hijau dan minyaknya hilanh untuk botol ke 3 warnanya keruh dan botol terahir 4,5 bening selanjutnya dengan TLC yang dimana pelarutnya diganti dengan metanol 100 % setel di totol diplt dan dimasukan ke dalam pelarut yang bergerak hanya crutnya saja warna lintasanya cream dan di tengah - tengah crut ada warna ungu
e e.Semangka : eluen yang digunakan adalah n heksan : etil asetat dengan perbandingan 3 : 2 dimana hasil yang diperoleh pada botol 1 warnanya benind dan sampel sudah mulai turun, lalu pada botol 2 warnanya kuning pudar sedangkan pada botol 3 warnanya bening kembali dan sampel sudah turun pada TLC eluen yang digunakan sama yaitu n heksan : etil asetat dan setelah ditetesi dengan metanol pada tiap botol ditotolkan dalam plat dan dimasukan kedalam eluen yang bergerak hanya crutnya saja dan crutnya berwrna kuning
f.Wortel : pelarut yang digunakan n heksan dan etil asetat dengan perbandngan 3 : 2 ketika pearut dimasukan kedalam kolom pada botol diperoleh fitrat berwarna bening dan sampel sudah mulai turun pada botol 2 fltratnya kuning cerah dan botol terakhir menjadi bening selanjutnya pada tahap TLC eluen yang dunakan sama n heksan dan etil asetat setelah di beri metanol 1 tete pada tiap botol dan ditotolkan lalu di masukan ke eluen yang beregerak adalah curt dan botol no 3 pada curt warnanya kuning dan pada botol 1 dan 3 berwarna cream
g.Pepaya : eluen yan digunaka sama dengan perbandingan yang sama dan diperole pada botol 1 bening pada botol 2 kekuningan dan sampel suda mulai turun lalu pada botol 3 bening dan sampelnya sudah turun semua botol 4 bening pada saat TLC curtnya bergerak dan warnanya keorenan pudar pada botol 2 ,3,dn 4 warnanya cream dan tidak bergerak
h.kentang : pelarut yang digunakan yaitu klorofom dan metanol dengan perbandingan 3 : 1 didapati fltrat pada bool 1 bening botol 2 kuning keryh dan botol terakhir botol 3,4 benin pada TLC tap botol ditetsi metano dan ditotolkan pada plat dan dimasukan ke pelarut yang sesuai tidak ada yang bergerak namun pada curt ada arna keabuan
i.tomat : pelarut yang digunakan n heksan dengan etil asetat dan pebandinganya 3 ; 1 diperoleh botol 1 bening bool 2 kemarahan dan botol 3 bening kembali setelah itu lanjut ke Tlc dimana pada tiap botol ditetesi metanol lalau ditotol dalam plat dan dimasukan ke eluen ( n heksan dan etil asetat) yang bererak hanya boto 3 dan warnanya keabuan
j. bunga sepatu : pada ekstrak yang terakhir ini digunakan pelarut n heksan dan etil asetat dengan perbandingan yang sama dengan sebelumnya yaitu 3: 1 pada botol 1 bening pada botol 2 dan 3 keruh lalu di tetesi la pada botol metanol dan dilanjutkan tahap TLC diaman curt dan masing - masing filtrat ditotol pada plat lalu dimmasukn kedalam eluen yang disiapkan tidak ada yang bergerak namun pada curt terdapat warna cream.
e e.Semangka : eluen yang digunakan adalah n heksan : etil asetat dengan perbandingan 3 : 2 dimana hasil yang diperoleh pada botol 1 warnanya benind dan sampel sudah mulai turun, lalu pada botol 2 warnanya kuning pudar sedangkan pada botol 3 warnanya bening kembali dan sampel sudah turun pada TLC eluen yang digunakan sama yaitu n heksan : etil asetat dan setelah ditetesi dengan metanol pada tiap botol ditotolkan dalam plat dan dimasukan kedalam eluen yang bergerak hanya crutnya saja dan crutnya berwrna kuning
f.Wortel : pelarut yang digunakan n heksan dan etil asetat dengan perbandngan 3 : 2 ketika pearut dimasukan kedalam kolom pada botol diperoleh fitrat berwarna bening dan sampel sudah mulai turun pada botol 2 fltratnya kuning cerah dan botol terakhir menjadi bening selanjutnya pada tahap TLC eluen yang dunakan sama n heksan dan etil asetat setelah di beri metanol 1 tete pada tiap botol dan ditotolkan lalu di masukan ke eluen yang beregerak adalah curt dan botol no 3 pada curt warnanya kuning dan pada botol 1 dan 3 berwarna cream
g.Pepaya : eluen yan digunaka sama dengan perbandingan yang sama dan diperole pada botol 1 bening pada botol 2 kekuningan dan sampel suda mulai turun lalu pada botol 3 bening dan sampelnya sudah turun semua botol 4 bening pada saat TLC curtnya bergerak dan warnanya keorenan pudar pada botol 2 ,3,dn 4 warnanya cream dan tidak bergerak
h.kentang : pelarut yang digunakan yaitu klorofom dan metanol dengan perbandingan 3 : 1 didapati fltrat pada bool 1 bening botol 2 kuning keryh dan botol terakhir botol 3,4 benin pada TLC tap botol ditetsi metano dan ditotolkan pada plat dan dimasukan ke pelarut yang sesuai tidak ada yang bergerak namun pada curt ada arna keabuan
i.tomat : pelarut yang digunakan n heksan dengan etil asetat dan pebandinganya 3 ; 1 diperoleh botol 1 bening bool 2 kemarahan dan botol 3 bening kembali setelah itu lanjut ke Tlc dimana pada tiap botol ditetesi metanol lalau ditotol dalam plat dan dimasukan ke eluen ( n heksan dan etil asetat) yang bererak hanya boto 3 dan warnanya keabuan
j. bunga sepatu : pada ekstrak yang terakhir ini digunakan pelarut n heksan dan etil asetat dengan perbandingan yang sama dengan sebelumnya yaitu 3: 1 pada botol 1 bening pada botol 2 dan 3 keruh lalu di tetesi la pada botol metanol dan dilanjutkan tahap TLC diaman curt dan masing - masing filtrat ditotol pada plat lalu dimmasukn kedalam eluen yang disiapkan tidak ada yang bergerak namun pada curt terdapat warna cream.
IX.KESIMPULAN
Adapun kesempilun pada praktkum ini adalah :
Adapun kesempilun pada praktkum ini adalah :
- Pada teknik pemisahan kromatografi lapis tipis zat - zat dipisahkan berdarkan kecepatan perpindahan zat trsebut dalam dua fasa
- semkin polar senyawanya semakin kuat menyerap air yang membuat kereaktivanya turun
- hasil dari KLT digunakan untk menghitung nilai Rf
X.DAFTAR PUSTAKA
Alamin. 2007. Metode flokimia. Makassar : Alaudin press
khopkhar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta : UI press
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/
Tim Kimia Organik. 2019. Penuntun praktikum kimia organik . Jambi : UNJA
Alamin. 2007. Metode flokimia. Makassar : Alaudin press
khopkhar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta : UI press
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/
Tim Kimia Organik. 2019. Penuntun praktikum kimia organik . Jambi : UNJA
XI.LAMPIRAN
plat yang telala ditotol ekstrk dimasukan ke eluen
hasil TLC wortel
Ekstrak yang akan diuji
Adapun pertanyaan tentang laporan percobaan 8 :
1. Mengapa pada kromotografi kolom perlu disumbat dengan kapas ?
2. Mengapa
pelarut yang digunakan pada tiap ekstrak berbeda – beda ?
3. Mengapa
kolom perlu ditetesi dengan n heksan?
LAPORAN PERCOBAAN 8 (KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN ROMATOGRAFI KOLOM)
5
I.JUDUL : KEISOMERAN GEOMETRI
(PENGUBAHAN
ASAM MALEAT MENJADI FUMARAT)
II.HARI/TANGGAL :JUMA’AT / 25 APRIL 2019
III.TUJUAN :Adapun tujuan praktikum hari ini
adalah :
1. Dapat
memahami Azas dasar keisomeran ruang,khususnya isomer geometri
2. Dapat
memahami perbedaan konfigurasi cis dan
trans secara kimia
3. Dapat
memahami perbedaan konfigurasi cis dan trans secara fisika
IV.LANDASAN TEORI
Isomer geometri
merupakan suati hal yang tercipta akibat perbedaan tempat atas gugus yang ada
pada ruang.isomer biasanya disebut cis – trans.isomer tersebut tidak ada di
kompleks dngan struktur linear.namun umumnya ada di planar segi empat dan
oktahidrat.kompleks yang memiiki isomer merupakan kompleks yang bereksi dengan
lambat dan merupakan kompleks inert.yang membuat hal ni terjadi adalah karna
kompleks yang labil akan bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil
(Romianti,2009).
Perbedaan yang sangat
menonjol antara cis dan tran adalah bisa diukur dengan memebedakan sifat yang
dimiliki oleh isomer cis dn isomer tans seperti itik didih densitasnya, momen
dipol, indeks bia, spektra UV,spektra vibrasi atau spektra – spektra lainya(Muchalal,2004).
Dalam ikatan tunggal
isomer tidak akan terjadi.apabila kita mempunyai sebuah mode molekul lalu kita
bongkar yang kemudian diperbaiki kembali agar menjadi isomer yang tadi.bila
hanya memuta ikatan tunggalnya maka sebenarnya kita tidaklah membuat isomer –
isomernya menjadi berubah (sukarti,2014).
Hidrasi merupakan
gambaran mekanika kuantum tentang ikatan kimia.orbital terhibridasi dan bisa
diebut juga bercampur untuk membentuk hibrida.para orbital ini akan
berinteraksi dengan orbital – orbital lain yang akan membuat sebuah ikatan
kimia.macam – macam geometri ini dapat dihasilkan dengan hibridasi yang
bermacam – macam juga (syukri,2008).
Dalam senyawa organik
mampu mempunyai satu bahkan lebih gugus fungsi yang berikatan dengan atom
karbon baik tunggal maupun rangkap.gugus yang berikatan tunggal di atom karbon
memiliki kebebasan untuk berotasi selma ikatan C-C yang menyebabkan kita tidak
dapat membedakan orientasi pada bidang ruang gugus ataupun sebaliknya gugus
yang berikatan rangkap ataupun siklik tidak bisa berotasi dengan bebas yang
menyebabkan orientasi ataomnya bissa diidentifikaasi yang di sebut isomer
geometri.
V. Alat
dan bahan
5.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu:
· Erlenmeyer
125 ml
· Pembakar
bunsen
· Corong
buchner
· Labu
bulat 400 ml
· Alat
penentu titik leleh
5.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu:
· Kertas
saring
· Anhidrat
maleat
· HCl
pekat
· Kondensor
refluks
VI. Prosedur
Kerja
a. Didihkan
20 ml air sulingdalam erlenmeyer 125 ml
b. Ditambahkan
15 gr anhidrat maleat
c. Setelah
larutan menjadi jerbih, didinginkan pada labu dibawah pancaran air kran sampai
sejumlah maksimum asam maleat mengkristal dari larutan.
d. Dikumpulkan
asam maleat diatas corong Buchner
e. Dikeringkan
dan ditentukan titik lelehnya (jangan dibuang filtrat yang mengandung maleat)
f. Dipindahkan
larutan filtrat kedalam labu bundar 100 ml
g. Ditambahkan
15 ml HCl pekat
h. Direfluks
perlahan-lahan selama 10 menit. Kristalfumarat akan mengendap dari larutan
i. Didinginkan
larutan pada suhu kamar
j. Dikumpulkan asam fumarat dalam corong buchner dan direkristalisasi
dalam air (kira-kira 12 ml per gr asam)
k. Ditentukan
titik lelehnya dengan menggunakan melting blok logam.
Mari simak video
dibawah ini yaa untuk menambah ilmu :)
PERTANYAAN :
1. Apa perbedaan isomer cis
dan isomer trans ?
2. Dalam vidio tersebut
kita perlu menghangantkan air terlebih dahulu hal itu disebabkan agar ?
3. Dalam vidio tersebut
di tambahkan beberapa ml HCl, apa fungsi HCl tersebut ?
JURNAL PERCOBAAN 9 (KEISOMERAN GEOMETRI )
3
PERCOBAAN 8
I.JUDUL
:KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KERTAS
II.HARI / TANGGAL :
KAMIS / 18 APRIL 2019
III.TUJUAN
:Adapun Tujuan Praktikum Hari Ini adalah :
- Dapat mengetahui teknik - teknik dasar kromotagrofi lapis tipis dan kolom
- Dapat membuat pelat kromotagrofi lapis tipis dan kolom
- Dapat memisahkan suatu senyawa dari campuran dengan kromatogrfi lapis tipis dan memurnikanya dengan kolom
- Dapat memisahkan pigmen umbuhan dengan cara kromatografi kolom
Pada kromatografi terdapat dua pembagian campuran senyawa berdasarkan pendistribusian zat antara dua fasa,fasa itu adalah fasa gerak dan fasa diam.hal penting pada kromatografi baha senyawa yang beda memiliki koefesien distribusi yang tak sama diantara dua fasa.dalam kromatografi dapat mengguanakan berbagai cara dalam analisis kualitatif dan kuantitatif.preparatif sendiri memiliki arti pada pemisahan dalam skala besar yang menjadikan pemisahan dapat ke tahap selanjutnya ( tim kimia organik ,2019)
Dalam kromatografi selalu terdapat salah satu kecenderungan molekul - molekul komponen untuk melarut dalam satu kecenderungan molekul - molekul melakat pada permukaan padatan halus,bereaksi secara kimia pada pori - pori fasa diam.komponen yang dipisahkan harus larut dalam fasa gerak dan harus mempunyai komponen untuk berinteraksi dengan fasa diam dengan cara melarut didalamnya.pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan - perbedaan migrasi zat - zat yang menyusun suatu sampel (almin,2007)
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu kromatografi yang berdasarkan adsorpsi,analisis dengan kromatografi lapis tipis tipis dengan kertas waktu yang reaatif lebih pendek dan dapat digunakan untu analasis kuantitatif.kromtografi lapis tipis menunjukan berbagai gerakan pelarut,pelarut bergerak keatas melalui lapisan menguap dari lapisan setelah bawah garis pelarut dan terserap oleh lapisan tersebut (subagio,2009).
Biasanya yang sering digunakan sebagai materi pelapisnya adalah silica gel.tetapi kadang kala bubuk selusa .sekaarang ini telah banyak tersedia kromatgrafi lapis tipis yang dapat berupa gelas kaca yang dilapisi kadar air .adsorbsi dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sesuai penunjang fasa diam, fasa bergerak akan menyerap sepanjang fasa dua dan terbentuklah kromatografi ini (khopkar,2010).
Kromatografi memiliki
prinsip dimana komponen penyusun zat terdapat perbedaan afinitas satau gaya
adisi yang bersumber dari setiap mcam analit pada fasa diam dan fasa gerak yang
menyebabkan masing - masing komponen
penyusunya saling memisah.afinitas suatu analit diukur oleh daya adsorpsinya
dan kelarutan analit kepada fasa gerak yang deiperlukan(syamsurizal,2019).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
a. Pelat Kaca Kecil
b. Kertas Saring
c. Pita Selotip
d. Gelas Piala
e. Batang Pengaduk
f. Pipa Gelas Kapiler
g. Pelat TLC Kecil
h. Bejana Pengembang
i. Tabung Reaksi
j. Kolom Kromatografi
k. Piper Tetes
l. Pensil Lunak
m. Bejana pengembang
5.2 Bahan
a. Air
b. Metanol
c. Etanol
d. Kloroform
e. Etil-asetat
f. n-heksana
g. Serium Sulfat
h. Suspensi Silika Gel
i. Larutan zat Autentik
j. Larutan Pengambang
k. Contoh Daun
l. Larutan Sampel
m. Aseton
VI. Prosedur Kerja
6.1 Kromatografi Lapis Tipis
a. Siapkan Plat TLC
b. Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform : Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
c. Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
d. Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
e. Keringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
f. Masukkan pelat ke dalam bejana pengembang
g. Biarkan proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat
h. Angkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengann serium sulfat
i. Hitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
6.2 Kromatografi Kolom
a. Siapkan 10 ekstrak daun
b. Siapkan kolom kromatografi
c. Sumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
d. Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
e. Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
f. Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
g. Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
h. Tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih dan dipisahkan berdasarkan warnanya.
1.Dari vidio ini kita dapat mengetahui ntujuan kromatografi KLT,apakah itu?
2.Apa yang biasanya yang digunakan sebagai meteri pelapis pada kromatografi lapis tipis?
3.sebelum kita menguji dengan kromatografi lapis tipis,ekstrak yang digunakan harus melewati tahap apa saja?